Selasa, 04 Oktober 2016

TUGAS_EKOPERASI_TEAMWORK

Sukses Tak Bisa Diraih Sendiri
Arya Damar.


Istilah kerja secara bersama-sama dalam sebuah tim (teamwork) mungkin sudah terdengar sangat biasa. Tetapi, percayalah, banyak yang meraih kesuksesan berkat teamwork. Itu sebabnya, muncul ungkapan bahwa kesuksesan seseorang tak bisa dipisahkan dari orang-orang di sekelilingnya. Dengan kata lain, sukses tak bisa diraih sendiri. Butuh orang lain untuk mengantarkan seseorang ke puncak kesuksesan.
“Dalam mengelola perusahaan, kita enggak bisa bekerja sendiri. Saya selalu mengajak teman-teman bahwa perusahaan harus dikelola bersama-sama, digarap secara teamwork. Kalau goal,masing-masing akan merasakan kesuksesannya,” kata Arya Damar, presiden direktur Lintasarta di Jakarta, baru-baru ini.
Arya, pria ini biasa dipanggil, memang sangat menekankan komunikasi dan teamwork yang baik dalam menjalankan kepemimpinan di Lintasarta. Sebuah perencanaan dan penetapan target perusahaan pun selalu dilakukan setelah ia membicarakannya bersama para staf di kantor. Baru kemudian ia menjadikannya pedoman untuk dicapai bersama-sama.
“Kami buat target, lalu menjalankannya beramai-ramai. Sebagai pimpinan, saya hanya memutuskan, mengarahkan. Urusan di bawah dikerjakan teman-teman semua. Kalau berhasil, ya kami nikmati bersama-sama. Kalau gagal, kami evaluasi bersama-sama, di mana kekurangan dan kelemahannya agar pada kesempatan lain bisa berhasil,” tutur eksekutif kelahiran Jakarta, 14 April 1962 ini.
Dengan model kepemimpinan Arya Damar tersebut, Lintasarta tahun ini menjadi salah satu perusahaan teknologi informasi dan komunikasi (information and communications technology/ICT) yang mengalami pertumbuhan paling cemerlang. Jika pada 2015 Lintasarta mampu mencapai pertumbuhan bisnis 11 persen ketika ekonomi masih berat, tahun ini Arya optimistis bisnis perseroan tumbuh setidaknya 22 persen dari target 27 persen. Pada semester I 2016, bisnis Lintasarta telah mampu mencapai setengahnya.
“Kami punya target tumbuh 27 persen tahun ini. Seolah tak masuk akal dalam kondisi ekonomi seperti ini. Kami bilang kepada teman-teman, jalan saja. Kalau tak mencapai 27 persen, misalnya hanya 19 persen, itu masih jauh lebih tinggi dari pertumbuhan bisnis lain,” ujarnya.
Arya menjabat sebagai presiden direktur Lintasarta sejak Mei 2014. Ia berkarier dari bawah. Penyandang gelar sarjana teknik elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang lulus pada 1987-an ini memulai karier sebagai engineer sistem informasi di Indosat, induk perusahaan Lintasarta.
Arya kemudian ditugaskan dan membangun karier di Lintasarta bagian telekomunikasi data. Setelah itu, dia dipercaya menduduki berbagai jabatan strategis, antara lain general manager commerce dan manager sales, business & operational development.
Arya Damar juga sempat ditugaskan di Artajasa Pembayaran Elektronis, anak usaha Lintasarta, selama 14 tahun, dengan jabatan terakhir direktur utama. Sampai akhirnya, dua tahun lalu, dia dipercaya menjadi presiden direktur Lintasarta. Arya juga tercatat sebagai salah satu pendiri Asian Pay Network.
Sebagai perusahaan ICT, Lintasarta tak hanya memberikan layanan telekomunikasi, tetapi juga teknologi informasi (TI), mulai data center, cloud, server, video center, dan layanan lainnya, sejak empat tahun silam yang pencanangannya baru diresmikan tahun ini. Berikut wawancara dengannya.
Mengapa Anda tertarik berkarier di industri ICT?
Waktu kuliah, awalnya saya tidak berminat masuk jurusan elektro. Tetapi lama-kelamaan, saya menyukainya. Di Lintasarta pun demikian. Lama-lama tertarik dan jatuh cinta. Seperti orang menikah zaman dulu, pasangan yang mau menikah awalnya tak kenal, tetapi akhirnya langgeng setelah berumah tangga, tidak lepas-lepas.
Apa yang membuat Anda bertahan sampai 28 tahun di Lintasarta?
Sebenarnya ada hal yang ingin kami capai. Ketika Lintasarta gagal pada layanan jasa, awalnya kan di aplikasi bisnis perbankan yang dirintis pada 1988, kemudian berubah menjadi perusahaan telekomunikasi. Ada passion di situ. Ada adrenalinnya. Ketika pada tahun 2000 saya ditunjuk bekerja di Artjasa (anak perusahaan Lintasarta), semuanya benar-benar dari nol. Bagaimana bikin ATM, bikin transfer, bisa bayar-bayar, itu kan butuh waktu. Passion itu yang saya kejar. Kalau itu bisa tercapai, saya bisa puas dan itu yang membuat saya merasa betah.
Sebetulnya di perusahaan apa pun bekerja, saya harus menjalaninya dengan perasaan senang. Kondisi yang sulit harus dianggap sebagai tantangan.
Gebrakan yang sudah Anda buat?
Bagi saya, yang penting bisa menjaga tiga hal, yaitu konsumen, pemegang saham, dan karyawan. Yang penting layanan ke konsumen bagus, karyawan makmur, dan pemegang saham senang karena perusahaan meraih keuntungan. Makanya, kami harus berupaya agar perusahaan ini growth-nya tinggi.
Kalau growth bisnisnya tinggi, harus balik juga dong ke karyawan. Kami minta bonus untuk karyawan. Kalau bisnisnya tumbuh tinggi, bukan hanya tambah pelanggan, tetapi juga kepercayaan, sehingga kami juga harus meningkatkan kualitas layanan. Saya ingin ketiganya bisa dipenuhi semua, sehingga semuanya puas.
Hal apa saja yang Anda tekankan kepada karyawan?
Waktu masuk ke perusahaan ini, banyak hal yang harus saya tambahkan. Jadi, waktu saya nanti keluar dari sini, ada manfaat yang telah saya berikan, ada sesuatu yang saya tinggalkan. Salah satu hal yang selalu saya tekankan adalah teamwork.
Lintasarta sendiri punya value, yang namanya Pride, kepanjangan dari partnership (kemitraan),respect (rasa hormat), integrity (integritas), dedication (dedikasi), dan empathy (empati). Itu semua nilai-nilai orang Lintasarta. Kemudian yang saya lakukan adalah bagaimana pimpinan punya basic yang sama dalam memimpin dan dalam mengambil keputusan.
Karena ini adalah perusaaan TI, kami juga sedang mengembangkan beberapa indikator kinerja karyawan. Dengan begitu, saya tahu hasil yang dicapai karyawan dari waktu ke waktu. Nanti di penilaian akan diketahui. Pelayanan juga harus up to date. Misalnya kalau dulu instalasi mesti pasang sampai 14 hari, bisa enggak sekarang dua hari saja. Jadi, yang pertama, bangun SDM dulu. Kedua, masalah infratrukur data. Yang lain-lain, bagaimana pelanggan bisa percaya kepada kami.
Filosofi Anda?
Saya percaya keberhasilan akan mudah dicapai jika kita mengerjakannya secara teamwork.Maka, perusahaan harus memiliki tim yang hebat. Tim yang hebat bisa dibentuk kalau kita punya komunikasi yang baik. Faktor penting lainnya adalah kejujuran dan menjaga kepercayaan.
Intinya, dalam mengelola perusahaan, kita enggak bisa bekerja sendiri, harus bergerak dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan target yang sama. Kalau goal, masing-masing akan merasakan kesuksesannya. Dalam kebersamaan itu, kejujuran dan menjaga kepercayaan sangatlah penting.
Obsesi Anda di Lintasarta?
Sudah banyak yang kami bangun. Saya hanya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi industri TI, khususnya di Lintasarta.
Bagaimana Anda melihat pengembangan industri ICT di Tanah Air?
Di Indonesia banyak perusahaan startup, seperti Gojek, Grab, Bukalapak, dan lainnya. Itu kanpunya orang Indonesia dan buatan Indonesia. Sekarang para programmer-nya orang Indonesia. Kita bisa berkompetisi di situ, berkompetisi dengan orang asing juga bisa.
Kita bisa bikin program untuk kampus-kampus atau sekolah-sekolah kejuruan, itu yang harus kita dorong. Anak-anak Indonesia bisa kok bersaing di aplikasi dengan siapa pun. Kalau buathandphone memang kita enggak bisa bersaing, kita sudah tertinggal jauh. Tetapi kalau buataplikasi, kita bisa bersaing.
Bagaimana caranya?
Untuk startup, kita dorong saja. Kerja sama dengan sekolah-sekolah, kasih gratis kesempatan, diibuatkan tempatnya, dikasih fasilitasnya, dan dibikinkan program-programnya, kasih training, mereka maunya ke mana. Kalau mereka berhasil, kita buat yang baru masuk.
Bagi saya, ini semua bukan untuk Lintasartanya. Waktu di Artajasa, saya juga membuat program-program seperti itu. Ini menjadi keunggulan anak-anak muda kita. Yang hebat di bidang TI sekarang kan orang India, padahal mahasiswa-mahasiswa kita, seperti di ITB, juga jago, cuma mereka mesti mendapat arahan.

ANALISIS: Menurut saya dalam teamwork yang di atas,memang di sebagian sukses itu terkadang ada orang di belakang kita yang bisa bekerja sama di dalam bidang industri dan lainnya, itu sangat perlu dengan adanya teamwork meringankan segala pekerjaan dengan adanya pendapat team yang bisa di kemukakan oleh industrian tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar