Senin, 08 September 2014

Takabur


1. Pengertian Takabur

Takabur yang biasa diartikan dengan “kesombongan”, berarti sifat dan sikap merendahkan orang lain dan bisa menolak al-haqq (kebenaran). Takabur juga berupa rasa kekaguman terhadap diri, sikap suka membesar-besarkan dan menonjolkan diri. Takabur ini sendiri dicela oleh al-Qur’an: 

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (QS. Luqman: 18)

Kekaguman terhadap diri bisa berakibat timbulnya sikap sombong dan angkuh terhadap orang lain, dan merendahkan serta meremehkan mereka dalam pergaulan. Dalam al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang mencela ketakaburan orang-orang musyrik dan munafik serta keengganan mereka untuk menerima kebenaran, karena rasa angkuh yang mereka miliki.

2.Dalil naqli

A.Surat An-Nahl ayat 23 :
إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ (سورة النحل: 23)
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.”
Sombong ada dua macam, yaitu sombong lahir (takabur zahir) dan sombong batin (takabur batin). Sombong lahir yaitu perbuatan sombong yang dilakukan oleh anggota badan dan jelas terlihat. Sombong batin yaitu sifat kesombongan di dalam jiwa atau hati yang tidak terlihat.
Rasulullah saw menjelaskan, bahwa ada dua macam sifat yang merupakan himpunan dari sifat sombong, yaitu menolak kebenaran  dan  menghina orang lain.
Sifat orang yang sombong, ia senantiasa menolak kebenaran yang dianggapnya akan merugikan dirinya dan menghina atau merendahkan orang lain. Orang yang sombong sering lupa diri; siapa dia, dari mana, dan hendak ke mana ia sebenarnya.
Penyebab seseorang dapat terjerumus ke dalam kesombongan, antara lain : keturunan, kekayaan harta, kepandaian atau ilmu pengetahuan, kedudukan, kecantikan / ketampanan, kekuatan tubuh.

B.     Qs. Al Isra’ 37          :

وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا                                                   
Artinya          :”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS. Al-Isra’ 37)
Isi kandungan          :
a.     Manusia tidak boleh berjalan atau berbuat sombong di muka bumi.
b.     Orang yang sombong tidak dapat menembus bumi dan tidak akan sampai setinggi gunung (tidak mendapat hasil, tidak dapat menggapai cita-cita)

C.an-nisa Ayat 36 sebagai berikut.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا (٣٦)
Artinya : sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
Orang yang takabur ibarat iblis yang bersikap takabur terhadap Adam. Ketika Allah menyuruh iblis bersujud kepada Adam, Iblis menolak karena merasa dirinya lebih mulia daripada Adam. Iblis merasa bahwa Adam hanya di ciptaka dari tanah, sedangkan dirinya diciptakan dari api. Oleh karen itu, manusia tidak boleh takabur (sombong). Takabur merupakan sifat yang dimiliki oleh Iblis.
Takabur dibedakan menjdai dua macam, yaitu takabur lahiriah dan takabur batiniah. Takabur lahiriah adalah takabur yang tampak dari amal perbuatan atau gerak-gerik. Takabur batiniah adalah takabur yang tersembunyi di dalam hati.
Takabur adalah perbuatan yang sangat di benci oleh Allah dan menghalangi seseorang masuk surga. Berkaitan dengan sikap takabur tersebut, perhatikan firman Allah swt. Dan sabda Rasulullah saw. berikut.
إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ (٢٣)

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.
D. H.R. muslim:131
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدِ عَنِ النَّبِّيِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَيَدْخُلُ الْجَنَّةِ مَنْ كَانَ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كَبْرٍ . رواه مسلم
Artinya:
Dari badullah bin Mas’ud, dari nabi saw., “tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada seberat biji sawi kesombongan”. (H.R. muslim: 131)
Berdasarkan ayat dan hadits tersebut, di jelaskan bahwa sikap takabur sangat terkutuk disisi Allah. Takabur dapat menutup hati seseorang sehingga tidak mampu melihat kebenaran. Orang yang takabur sering tidak mau menerima saran dan kritik dari orang lain. Hal itu disebabkan dirinya merasa lebih pandai, besar, mulia, dan emnganggap orang lain kecil dan hina sehingga dianggap tidak berhak menasihati ataupun memberi saran.

3. Hakikat Takabur

Sifat sombong dapat dikatakan perangai di dalam jiwa yang menunjukkan kepuasan, kesenangan dan kecenderungan kepada tingkatan (martabat) di atas orang lain yang dibohongi. Jadi, selain menyangkut orang pertama, (yang menyombongkan diri), sifat ini juga melibatkan orang kedua (yang dibohongi). Disinilah letak perbedaannya dengan sifat ujub yang tidak memerlukan orang lain sebagai objek. Bahkan, andaikata di dunia ini tidak ada orang, kecuali orang satu saja, kita dapat membayangkan bahwa ia sangat mungkin bersifat ujub. Tetapi, tidak demikian dengan sifat sombong. Kita tidak mungkin membayangkan terjadinya kesombongan tanpa keberadaan orang lain. Jadi, hakikat kesombongan itu baru terwujud bila seseorang mendapat tiga keyakinan di dalam dirinya, yaitu:

a. Ia melihat dirinya memiliki martabat
b. Ia melihat pada diri orang lain juga memiliki martabat
c. Bila ia menganggap martabatnya lebih tinggi dari pada orang lain.

Apabila tiga keyakinan di atas terdapat pada diri seseorang, berarti di dalam dirinya, telah tertanam sifat sombong. Hatinya akan menjadi takabur. Karena hal itulah, dihatinya timbul rasa gengsi, rasa berwibawa, juga kesenangan dan kecenderungan kepada yang diyakininya sebagai sesuatu yang besar. Kewibawaan, perasaan besar, kecenderungan kepada hal yang diyakini itulah perangai sifat sombong.

4. Sebab-sebab dan Macam-macam Takabur

Sebab-sebab yang menjadikan seseorang berlaku sombong (takabur) adalah merasa adanya kelebihan pada dirinya. Seperti ilmu pengetahuan, amal dan ibadah, keturunan orang terhormat, harta kekayaan, kekuatan fisik, kedudukan, kecantikan, ketampanan dan sebagainya.

Dalam realitasnya, takabur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Takabur kepada Allah, yaitu merasa dirinya lebih besar dan lebih hebat dari pada allah. seperti Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan. Takabur ini yang terjelek
b. Takabur kepada Rasul-Nya,yaitu merasa diri lebih baik dari pada rosullulah sehingga dia tidak mau menjalankan sunah-sunah rosul seperti orang-orang Quraisy.
c. Takabur kepada sesamanya,yaitu merasa dirinya sebagai orang paling sempurna dan orang lain tidak sebanding dengannya

            secara umum takabur dapat di bedakan menjadi dua,yaitu :
1.takabur batini
Takabur batini adalah sikap takabur di dalam jiwa yang tidak terlihat dan melekat di dalam hati.
2.takabur zahiri
Takabur zahiri adalah takabur yang dapat di lihat langsung dengan panca indra

5. Hal-hal yang Membangkitkan Takabur

Ada empat hal yang dapat membangkitkan sifat takabur, diantaranya:

a. Sifat ujub

Sifat ini mewariskan keangkuhan di dalam diri yang setiap saat bisa muncul ke permukaan berupa kesombongan lahir dalam bentuk tindakan dan perilaku.

b. Sifat dendam (hiqd)

Terkadang yang menyebabkan kesombongan itu bukanlah sifat ujub, misalnya: orang yang menyombongkan dirinya atas orang yang menganggap dirinya sederajat dengannya atau malah melebihinya. Sering pula terjadi seseorang marah-marah karena persoalan lama yang membekaskan dendam di hatinya.

c. Sifat hasad (dengki)

Sifat ini melahirkan kebencian terhadap orang yang didengkinya meskipun penyebab yang menimbulkan marah dan dendamnya bukan berasal dari orang itu. Sifat hasad ini yang bercokol di dalam diri mendorong untuk senantiasa bersikap angkuh terhadap orang lain.

d. Sifat riya’

Sifat ini biasanya dapat menarik seseorang berperilaku sombong, sehingga terkadang terjadi perdebatan dengan orang lain. Sifat sombong yang dibangkitkan oleh riya’ ini hanya muncul berada di hadapan orang banyak.



6.ciri-ciri takabur
1.terlihat angkuh dan sombong
Penampilan fisik atau luarnya menunjukan sikap takabur
2.suka memalingkan wajah
3.suka membanggakan dirinya
4.selalu mengecilkan orang lain
5.sakit hati jika ada yang menyaingi
6.selalu ingin di puji

7. Cara Mengatasi dan Melenyapkan Takabur

Takabur termasuk di antara sifat-sifat yang sangat mencelakakan dan sulit untuk dihindari. Hukum pemberantasannya adalah fardhu ‘ain bagi setiap individu.

Ada dua cara untuk memberantas sifat ini, yaitu:

A. Dengan mencabut batang pohonnya sampai ke akarnya yang menancap di hati.

Maksudnya: usaha ini tidak mungkin berhasil dengan sempurna kecuali dengan mengintensifkan ketakwaan untuk melenyapkan komponen dasarnya, dengan menempuh dua langkah, yaitu langkah ilmiah dan langkah amaliah.

1) Langkah ilmiah adalah dengan cara mengenali diri sendiri dengan kehinaannya, serta mengenali Tuhan dengan keagungan dan kebesaran-Nya. Pada dasarnya dengan cara ini sudah cukup bagi seseorang untuk menghilangkan sifat takabur pada dirinya.

2) Langkah amaliah adalah merupakan bentuk praktis dalam menanggulangi sifat sombong, yakni tawadhu’ kepada Allah melalui amal perbuatan dan kepada semua makhluk-Nya dengan senantiasa berperilaku sebagaimana lazimnya orang-orang yang suka merendahkan diri.

B. Menangkal faktor penyebab yang menjadikan seseorang berlaku sombong atas orang lain.

Cara yang kedua ini dilakukan dengan cara memotong jalur tujuh sebab sombong, diantaranya:

1) Sombong karena keturunan, cara mengatasinya ada 2 cara;

     a) Karena yang dibanggakan orang ini adalah orang lain dan kesempurnaannya, ada yang mengatakan bahwa orang seperti ini dianjurkan supaya berpaling kepada dirinya sendiri.

     b) Menyadari bahwa orang tuanya hanya diciptakan dari air mani yang hina. Sedangkan asal mula keberadaan bangsanya adalah tercipta dari tanah.

2) Sombong karena kecantikan atau ketampanan, cara mengatasinya: dengan melihat kepada dirinya sendiri yakni kepada apa yang terkandung di dalam Tuhannya, bahwa hampir segala bagian terdapat kotoran.

3) Sombong karena kekuatan fisiknya, cara mengatasinya: menyadari bahwa dirinya selalu diintai oleh berbagai jenis penyakit dan dihantui oleh cacat.

4) Sombong karena ilmunya, cara mengatasinya: menyadari bahwa kesombongan ini hanya layak untuk Allah dan menyadari bahwa hujah Allah SWT.

5) Sombong karena harta kekayaan, cara mengatasinya: menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki akan dilanda perubahan dan kehancuran.

6) Sombong karena banyak penggemar, cara mengatasinya: Menyadari bahwa semua itu merupakan kebodohan dan kekeliruan.

7) Sombong karena banyak amal dan ibadah, cara mengatasinya: memaksakan diri bersikap tawadhu’ terhadap semua makhluk sambil menyadari bahwa dibalik sifat sombong terpendam bahaya yang besar.


8.Akibat Negatif Takabur

·         Tidak mau menerima kebenaran
·         Tidak menyadari bahwa segala keberhasilan yang diperolehnya adalah karunia Allah
·         Menganggap rendah pada orang lain
·         Setan sudah menguasai dirinya
·         Tidak pernah bersyukur kepada Allah
·         Dalam pergaulan tidak disenangi oleh orang lain
·         Di akhirat hanya di neraka tempatnya
·         Di murkai dan di benci oleh allah dan rausulnya
·         Tidak ada teman yang mau bersahabat
·         Timbul perpecahan antar sesama
·         Merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan
·         Tidak suka berbuat benar
·         Merugikan diri sendiri dan orang lain
·         Mudah tersinggung dan kufur terhadap allah

 

 

 

9.Contoh Perilaku Takabur

Untuk memberikan gambaran buruk akibat perilaku takabur, berikut dikemukakan beberpa contoh mereka yang memiliki sikap takabur, seperti Qarun, Fir’aun, dan Iblis.
a.Kisah seorang Qarun
Qarun adalah orang yang sangat kaya. Konon, menurut cerita, gudang kunci untuk menyimpan kekayaannya tidak mampu dipikul oleh orang memiliki tenaga kuat.
Qarun merasa bahwa kekayaannya merupakan buah hasil keringat dan kerja kerasnya sendiri, bukan karunia Allah. Apalagi, berkat bantuan orang lain. Oleh karena itu, ia tidak pernah merasa perlu bersyukur kepada Allah.
Akhir cerita, dengan kesombongan itulah, Qarun mendapat azab dari Allah. Qarun beserta seluruh harta kekayaannya terbenam di atas bumi. Kisah Qarun diterangkan dalam Al-Qur’an Surah al-Qasas Ayat 81.
فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الأرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ (٨١)
Artinya : Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan Tiadalah ia Termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).


b.Kisah Fir’aun
Fir’aun adalah gelar kehormatan bagi raja-raja Mesir kuno. Fir’aun adalah salah seorang raja yang gagah berani. Ia sangat berkuasa di negerinya. Kekuasaan yang mutlak padanya, menjadikan ia lupa diri. Fir’aun mengaku dirinya tuhan. Ia memerintahkan kepada semua rakyatnya agar menyembah kepadanya.
Fir’aun juga tidak segan-segan membunuh setiap bayi yang lahir laki-laki. Hal itu dilakukan karena khawatir kekuasaan dan kedudukannya akan tergantikan oleh orang lain. Karena kesombongannya itulah, Allah memberikan azab kepada Fir’aundan para pengikutnya, yakni dditenggelamkan ke dalam laut. Allah berfirman di dalam surah al_Baqarah Ayat 50.
وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ (٥٠)
Artinya : dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan[47].
10.tanda-tanda takabur
Adapun tanda-tanda sikap takabur, antara lain:
  1. Suka memuji diri, membanggakan diri dan hartanya, ketampanan atau kecantikannya, juga ilmu dan kemampuannya;
  2. Merendahkan dan meremehkan orang lain, suka memalingkan muka ketika bertemu dengan orang lain yang dikenalnya karena merasa lebih mulia;
  3. Merasa dirinya paling mulia, paling besar, paling mampu untuk bebuat sesuatu, sedangkan orang lain dianggap kecil, remeh, dan hina;
  4. Congkak dalam perbuatan dan tingkah laku;
  5. Suka mencela dan membesar-besarkan kesalahan orang lain.
Sikap takabur sangat berbahaya karena tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga dapat berakibat buruk bagi orang lain. Bahaya sikap takabur adalah sebagai berikut.
  1. Sikap takabur akan merusak tali silaturahmi dan tolong menolong di antara sesama.
  2. Orang yang takabur akan hidup sengsara di dunia dan di akhirat. Hal tersebut terlihat karena banyaknya orang yang enggan bergaul dengannya (selama hidup di dunia). Di akhirat, ia akan terhalang masuk surga.
  3. Karena orang yang takabur, jiwanya akan statis. Ia tidak mau maju karena merasa dirinya sudah cukup dan serba bercukupan. Orang seperti ini biasanya tertinggal oleh roda kehidupan yang berkembang secara dimani
11.menghindari perilaku takabur  
1. di lingkungan kgeluarga
            A.saling menghormati antar sesama keluarga
            B.selalu menerima kelebihan dan kekurangan anggota keluarga lain
            C.tidak merasa diri paling sempurna daripada yang lain
            D.selalu mendekatkan diri kepada allah
2. di lingkungan sekolah
            A.menumbuhkan sikap saling menghormati antar sesama anggota masyarakat sekolah
            B.selalu menerima kelebihan dan kekurangananggota masyarakat sekolah
            c.mau mendengarkan saran dan kritik dari yang lain
            D.tidak merasa diri paling sempurna daripada yang lain
            E.selalu mendekatkan dir kepada allah
3. di lingkungan masyarakat
            A.saling menghormati antar anggota masyarakat
            B.selalu menerima kelebihan dan kekurangan anggota masyarakat lain
            C.mau menerima saran dan kritik dari orang lain
            D.tidak merasa diri paling sempurna daripada yang lain
            E.selalu mendekatkan diri kepada allah
                        Secara umum cara menghindari sifat takabur, yaitu :
1.mendekatkan diri kepada allah
2.menyadari akibat yang akan di timbulkan sifat takabur
3.mensyukuri nikmat allah
4.bersikap tawaduk (rendah hati)
5.saling menghormati kepada sesama
6.berlapang dada untuk menerima dan mengakui kelebihan orang lain
7.memahami kekurangan diri sendiri
8.mau mendengarkan masukan dari yang lain
9.tidak merasa diri paling sempurna

10.mengendalikan diri dari emosi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar