Senin, 18 Mei 2015

TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN

Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam(PAI)


Dosen Pembimbing :
Ibu Kuswati

Disusun oleh :
               Abdurrohman Zaelani      (10214066 )
                   Echa Arkadini A                    ( )
              Kartika Dwi Cahyanti                 (15214782)

KELAS 1EA05
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA



KATA PENGANTAR


            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

            Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pemahaman keimanan dan ketaqwaan serta implikasi tauhid dalam Islam.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.

            Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

















DAFTAR ISI
Table of Contents





















BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Konsep ketuhanan telah dikenal manusia sejak dahulu kala.Hal ini tidak lepas dari hakikat manusia itu sendiri yang sesungguhnya adalah seorang makhluk yang merupakan ciptaan Tuhan.Manusia telah lama meyakini bahwa ada suatu kekuatan yang mengatur segala hal di alam semesta ini mulai dari cuaca, bencana hingga peredaran benda langit.
Namun keterbatasan kemampuan berfikir serta adat istiadat menyebabkan pemahaman tiap manusia tentang Tuhan berbeda-beda. Tak jarang banyak kaum manusia yang salah menafsirkan apa itu Tuhan. Mereka ada yang menyamakan Tuhan dengan matahari, pohon bahkan patung berhala yang sebenarnya mereka buat sendiri.
Padahal dalam ilmu tauhid Islam kita mengetahui bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Allah SWT. Karena itu perlu pemahaman mendalam tentang apa itu konsep/filsafat ketuhanan yang benar sesuai syariat Islam sehingga kita mengetahui urgensinya hidup di bawah naungan tauhid.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Keimanan dan Implikasi Tauhid dalam Islam?
2.      Bagaimana Ketaqwaan dan Implikasinya dalam Kehidupan?
3.      Bagaimana konsep ketuhanan dalam Islam?

 

1.3Tujuan

1.      Memahami tentang konsep ketuhanan dalam Islam sehingga tidak jatuh pada kekufuran dan kemusyrikan
2.      Memahami pentingnya iman kepada Allah SWT serta implikasinya dalam hidup.
3.   Menambah wawasan tentang  ketauhidan sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian Iman

Secara etimologi, kata iman berasal dari bahasa Arab: Aamana – yu’minu – iimaanan, yang berarti percaya. Secara terminologi atau istilahya, iman adalah membenarkan dengan hati (tashdiq bi qalb), menyatakan dengan lisan (iqrar bi lisan), dan membuktikan dengan perbuatan (amal bi arkan) terhadap kebenaran atau keyakinan tertentu. Dalam Al-Qur’an, kata iman sering dirangkai dengan kata-kata tertentu yang menjadi corak atau sifat dari yang diimaninya itu, seperti dengan kata: jibti (idealisme), thaghut (naturalisme), bathil, kafir, dll.  Kata iman yang tidak dirangkai dengan sesuatu berarti menunjukkan makna positif. Kata iman dalam Al-Qur’an juga disifati dengan Asyaddu Hubban (sangat cinta), jadi orang beriman kepada Allah berarti orang yang sangat cinta kepada Allah.
Pokok-pokok keyakinan islam terangkum dalam istilah Rukun Iman.

A. Keyakinan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa

Beriman kepada Allah, berarti yakin dan percaya dengan sepenuh hati akan adanya Allah, Keesaan Nya serta sifat-sifat Nya yang sempurna. Konsekuensi dari pengakuan ini adalah mengikuti petunjuk, tuntutan,bimbingan Allah dan Rasul Nya yang disebutkan dalam Al-Quran danAl-HadistNabi. Segala sesuatu mengenai Tuhan disebut Ketuhanan. Konsepsi Ketuhanan yang Maha Esa disebut Tauhid. Ilmu yang mempelajari tentang tauhid disebtu ilmu Tauhid (Ilmu Tentang Kemahaesaan Tuhan).








B. Keyakinan pada Malaikat-malaikat Allah

Beriman kepada Malaikat berarti yakin (percaya) adanya malaikat, diciptakan untuk menyampaikan amanat Allah kepada manusia.
Tugas-tugas Malaikat antara lain :
1)      Menyampaikan wahyu Allah kepada manusia
2)       Mengukuhkan hati orang beriman
3)      Memberi pertolongan kepada manusia
4)      Membantu perkembangan rohani manusia
5)      Mendorong manusia untuk berbuat baik
6)       Mencatat perbuatan manusia
7)       Melaksanakan hukum Allah
Selain para Malaikat ada makhluk gaib lain ciptaan Allah, yang dimaksud adalah syetan, syetan diciptakan dari api . Malaikat mendorong manusia untuk kebaikan sedangkan syetan adalah menyesatkan manusia. Kalau ada gerak hati untuk kejahatan itu tandanya bisikan syetan sebaliknya jika ingin berbuat baik itu indikasi bahwa Malaikat berhasil menyampaikan bisikannya kepada manusia bersangkutan. Gerak hati untuk melakukan perbuatan jahat atau gerak hati untuk berbuat baik didalam diri seseorang ditimbang oleh akal. Akallah yang akan memberikan keputusan. Keputusan akan menimbulkan kehendak (will) pada diri manusia bersangkutan. Kehendak itu bebas (will itu free) memilih mana yang akan dilakukan.Menurut ajaran Islam setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat baik atau berbuat jahat. Kecenderungan berbuat baik dikembangkan oleh malaikat dan kecenderungan berbuat jahat dimanfaatkan oleh syetan dengan berbagai tipu daya.

C. Keyakinan pada kitab-kitab Allah

Kitab suci memuat wahyu Allah. Perkataan kitab yang berasal dari kata kerja kataba (artinya ia telah menulis) memuat wahyu Allah. Perkataan wahyu berasal dari bahasa Arab :
Al-wahyu bermakna suara, bisikan, isyarat, tulisan dan kitab.
Dalam pengertian umum wahyu adalah firman Allah yang disampaikan Malaikat Jibril kepada para Rasul Nya atau orang yang dipilih Nya untuk diteruskan kepada manusia guna dijadikan pegangan hidup.

Al-Quran menyebut beberapa kitab suci misalnya :
1)       Zabur diturunkan kepada nabi Daud
2)      Taurat diturunkan kepada nabi Musa
3)      Injil diturunkan kepada nabi Isa
4)      Al-quran diturunkan kepada Muhammad SAW

d.Keyakinan pada Nabi dan Rasul Allah

Didalam Al-Quran disebut ada 25 rasul yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada manusia dan menunjukkan cara-cara pelaksanaannya dalam kehidupan manusia sehari-hari. Setelah sekian banyak Rasul yang diutus oleh Allah. Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai nabi dan Rasul penutup atau terakhir dan untuk umat manusia dengan alasan:
1)      Para Rasul sebelum Muhammad hanya terbatas untuk bangsanya/ kaumnya atau daerah tertentu saja.
2)      Ajaran Rasul terdahulu terdahulu telah banyak yang hilang (dihilangkan) oleh para pemuka agama bersangkutan dan tidak lengkap lagi.
3)      Ajaran para Rasul terdahulu bersifat lokal, sementara dan belum menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia, jadi perlu disempurnakan dengan ajaran yang universal berlaku untuk seluruh dunia dan eternal yang bersifat abadi.
firman Allah dalam Al-Quran Qs. Al-Anbiya’:107 :
“Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.”
Nabi Muhammad adalah adalah rasul peneutup (Khatamin Nabiyyin). Sejarah hidupnya dari awal hingga akhir jelas dan lengkap, terpelihara dari masa kemasa, akhlaknya baik terlukiskan dengan kata-kata :
1)      Shidiq(benar)
2)      Amanah (dapat dipercaya)
3)      Tabligh (menyampaikan)
4)      Fathanah (cerdas)
Karena akhlaknya yang mulia,suri tauladan yang diberikannya dalam mengamalkan ajaran Islam menjadi sumber nilai dan norma kedua sesudah wahyu.

E. Keyakinan pada Hari Kiamat

Menurut para ilmuwan alam, suatu sa’at alam ini akan berakhir dan segala sesuatu tidak berjalan sebagaimana perputaran alam menurut ketentuan yang telah ditetapkan. Alam ini akan berputar mengarah pada kerusakan dan kehancuran secara pasti.
Diantara dalil yang paling argumentatif bahwa hari akhir itu hanya Allah yg mengetahui adalah karena tak seorangpun mendahuluinya membahas kerusakan alam dengan satu gambaran sebagaimana agama-agama klasik yang juga tidak membahasnya. Dan Allah tidak menginformasikan tentang hari kiamat kepada para malaikat-Nya yang dekat dan tidak pula kepada Nabi-nabi – Nya.
Hari kiamat dimulai dengan rusaknya alam ini. Setiap manusia yang hidup di alam ini akan mati dan bumi akan diganti, bukan bumi dan langit yang sekarang ini
.

F.  Keyakinan pada Qadha dan Qadar Allah

Allah yang Meyakini Qadha dan Qadhar Menurut Al-Qur’an Qadha berarti :
1)      Hukum ( An-Nisa’: 65 )
2)      Perintah ( Al-Isra’ : 23 )
3)      Memberitakan (Al-Isra : 4 )
4)      Menghendaki ( Ali Imran : 47 )
5)      Menjadikan ( Fushilat : 12 )
Qadhar dalam Al-Quran ialah : Suatu peraturan umum yang telah diciptakan Allah untuk menjadi dasar alam ini, dimana terdapat hubungan sebab dan akibat. Telah menjadi sunnatullah yang abadi dimana manusia juga terikat pada sunnatullah itu. Firman Allah SWT :
“ Sesungguhnya Kami telah menjadikan segala sesuatu menurut qadar (aturan).”(Al-Qamar: 49)
“Adalah segala utusan Allah itu menurut qadar yang telah ditentukan.” (Al-Ahzab: 38).

“ Allah telah menciptakan segala sesuatu,lalu Dia tentukan takdirnya (ketentuannya).”(Al-Furqan: 2).


Oleh karena itu iman kepada takdir memberikan arti dimana kita wajib mempercayai bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini, dalam kehidupan dan diri manusia, adalah menurut hukum, berdasarkan suatu undang-undang universal atau kepastian umum atau taqdir. Orang yang beriman kepada qada dan qadar akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Memiliki sifat khouf (takut) kepada Allah
2)      Memiliki sifat raja’ (harap) kepada Allah
3)      Beribadah dengan sebaik-baiknya
4)      Selalu mengevakuasi dirinya
5)      Selalu berpikir dengan sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang dilakukannya
6)      Mempersiapkan bekal untuk akhirat
Hubungan antara qada dan qadar. Qada adalah ketetapan atau ketentuan Allah SWT sejak zaman azali (zaman dahulu) atas segala yang akan terjadi pada makhluk-Nya. Ini berarti, sebelum kita terlahir kedunia ini, Allah telah menetapkan berbagai ketentuan bagi diri kita. Hidup, mati, jodoh, dan rezeki kita sudah ditentukan oleh Allah sebelum kita lahir. Setelah kita lahir pun, kita tidak mengetahui ketentuan-ketentuan tersebut. Qadar adalah ketetapan atau ketentuan Allah swt. Takdir Allah ada dua macam, yaitu takdir mubram dan takdir mualak. Takdir mubram adalah ketentuan Allah swt yang pasti terjadi dan tidak dapat diubah oleh siapapun dengan usaha apapun. Ketentuan tersebut adalah seperti waktu dan tempat meninggalnya seseorang, waktu terjadinya hari kiamat, adanya laki-laki dan perempuan, dan lain-lain. Takdir mualak adalah ketentuan Allah swt yang mungkin dapat diubah dengan jalan berikhtiar, berdoa dan bertawakal. Contoh dari takdir ini adalah jika kita ingin badan kita sehat dan segar, kita haru berusaha memelihara kebersihan dan kesehatan badan kita. Jika kita ingin pintar, kita harus berusaha rajin belajar. Beriman kepada takdir itu tidak berarti menyerah begitu saja tanpa berikhtiar dan berusaha. Qada tidak boleh dijadikan sebab untuk melakukan kejahatan dan kemaksiatan.

2. Pengertian Taqwa

Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten (istiqomah). Kata takwa (التَّقْوَى) dalam etimologi bahasa Arab berasal dari kata kerja (وَقَى) yang memiliki pengertian menutupi, menjaga, berhati-hati dan berlindung. Oleh karena itu imam Al Ashfahani menyatakan: Takwa adalah menjadikan jiwa berada dalam perlindungan dari sesuatu yang ditakuti, kemudian rasa takut juga dinamakan takwa. Sehingga takwa dalam istilah syar’I adalah menjaga diri dari perbuatan dosa. Takwa adalah amalan hati dan letaknya di kalbu. “Demikianlah (perintah ALLAH). Dan barang siapa mengagungkan syiar – syiar ALLAH maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (QS 22:32).
Keimanan dan ketakwaan seorang muslim adalah kunci agar mendapatkan ridho dan barokah dari Allah SWT. Iman Islam dalam diri seorang muslim harus dibarengi dengan takwa. Bila seorang muslim percaya dengan keberadaan Allah, maka tentunya ia takut kepada Allah. Itulah yang dinamakan takwa.

 

A. Korelasi Keimanan dan Ketaqwaan

Keimanan pada keesaan Allah (tauhid) meliputi dua aspek, yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis.
1.     Tauhid teoritis, adalah pengakuan tentang keesaan zat, sifat, dan perbuatan tuhan, sehingga berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran manusia tentang konsep tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya wujud mutlak yang menjadi sumber dari semua wujud.
2.     Tauhid praktis (tauhid ibadah), adalah terapan atau tindak lanjut dari tauhid teoritis yang berupa amal perbuatan atau ibadah manusia.
Perpaduan antara tauhid teoritis dan praktis merupakan bentuk keimanan yang sempurna. Sedangkan taqwa merupakan perasaan takut dan mengagungkan kepada Allah dengan cara melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi semua larangaNya. Dengan demikian korelasi antara keimanan dan ketaqwaan adalah sangat erat. Taqwa merupakan bukti atau perwujudan dari orang yang memiliki kesempurnaan iman. Sementara iman merupakan dasar  dan semangat yang melandasi ketaqwaan.



Surat Al-Anfal ayat ke 2 - 3
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَتُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (٢)
Artinya
Sesungguhnya orang-orang yang beriman *[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah *[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
*[594] Maksudnya: orang yang sempurna imannya.
*[595] Dimaksud dengan disebut nama Allah Ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakannya.
الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُون(٣)
Artinya
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
Al-Mujadalah ayat 10
إِنَّمَا النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيْسبِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ َ
ا لْمُؤْمِنُونَ (١٠)
Artinya
Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu Tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal.

At-Taghabun ayat 13                   
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (١٣)
Artinya
 (Dia-lah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah saja.

Al-Mukminun ayat 1-7
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (١)َالَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ              
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْخَاشِعُون (۲)َ
وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (٣)
وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ(٤)
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ(٥)
إِلا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (٦)
فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ(٧)
Artinya:
1.     Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2.     (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3.      Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
4.     Dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5.     Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6.     Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki *[994]; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
7.      Barangsiapa mencari yang di balik itu *[995] Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas. 
*[994] Maksudnya: budak-budak belian yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir, bukan budak belian yang didapat di luar peperangan. dalam peperangan dengan orang-orang kafir itu, wanita-wanita yang ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada kaum muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan kebiasan ini bukanlah suatu yang diwajibkan. imam boleh melarang kebiasaan ini. Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya.
*[995] Maksudnya: zina, homoseksual, dan sebagainya.
           


Al-Anfal ayat 74
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (٧٤)
Artinya:
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.

An-Nur ayat ke 62
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِذَا كَانُوا مَعَهُ عَلَى أَمْرٍ جَامِعٍ لَمْ يَذْهَبُوا حَتَّى يَسْتَأْذِنُوهُ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَأْذِنُونَكَ أُولَئِكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ فَإِذَا اسْتَأْذَنُوكَ لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ فَأْذَنْ لِمَنْ شِئْتَ مِنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمُ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٦٢)
Artinya
Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka Itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Keimanan dan Ketaqwaan dalam Islam menurut Imam 'Ali bin Abi Tholib k.w.Iman mempunyai 4 Pilar, yaitu: Sabar, Yakin, Keadilan, Jihad.
1.      Sabar mempunyai 4 Cabang, yaitu:
a.    Rindu (Syauq), maka barang siapa yang rindu pada Surga, dia akan melupakan segala godaan hawa nafsu.
b.    Takut (Syafaq), barangsiapa yang takut akan Neraka, dia akan meninggalkan segala yang diharamkan.
c.    Zuhud, barangsiapa yang zuhud di dunia, dia akan menganggap ringan segala musibah.
d.   Antisipasi (Taroqqub), barangsiapa yang mengantisipasi kematian, dia akan bergegas melakukan amal-amal kebajikan.

2.      Yakin mempunyai 4 Cabang, yaitu:
a.      Memandang segala sesuatu dengan ketajaman pikiran, maka barangsiapa yang memandang segala sesuatu dengan ketajaman pikiran, akan jelas baginya hikmah.
b.     Menafsirkan dengan hikmah, barangsiapa yang jelas baginya hikmah, dia akan mengenal pelajaran.
c.      Menjadikan pelajaran sebagai nasihat, dan barangsiapa yang telah mengenal pelajaran, seakan-akan dia termasuk orang-orang terdahulu.
d.     Sunnah orang-orang terdahulu

3.      Keadilan mempunyai 4 Cabang, yaitu:
a.      Menyelami Pemahaman, barangsiapa yang paham, dia akan mengetahui kedalaman ilmu
b.     Mendalami Ilmu, barangsiapa yang telah mengetahui kedalaman ilmu, akan keluar darinya syariat-syariat hukum
c.      Mengetahui Intisari Hukum
d.     Kukuh Dalam Kesabaran, dan barangsiapa yang bersabar, dia tidak akan melampaui batas dalam semua urusannya dan akan hidup di tengah-tengah masyarakat sebagai orang terpuji.

4.      Jihad mempunyai 4 Cabang, yaitu:
a.      Mengajak Kepada Kebaikan, barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan, dia telah membantu orang-orang Mukmin
b.     Mencegah Kemungkaran, barangsiapa yang mencegah kemungkaran, dia telah merendahkan orang-orang kafir
c.      Lurus Dalam Setiap Keadaan, barangsiapa yang lurus dalam setiap keadaannya, semua kebutuhannya akan terpenuhi.
d.     Membenci Orang-orang Fasik, barangsiapa yang membenci orang-orang fasik dan marah karena Alloh, maka Alloh akan marah karena marahnya, dan Dia akan menjadikannya ridho pada hari kiamat.

 




 

B. Keimanan dan Ketaqwaan dalam Islam


Seorang Mukmin mempunyai 3 waktu, yaitu:
1.      Waktu dia bermunajat kepada Tuhan-nya
2.      Waktu mencari penghidupannya (bekerja), dan
3.      Waktu Dia menikmati kesenangan dirinya (dalam hal-hal yang dihalalkan)
Orang yang Bijak hanya merasa mantap pada 3 keadaan, yaitu:
1.      Memperbaiki penghidupannya, atau
2.      Melangkah dalam urusan akhirat, atau
3.      Menikmati kesenangan dalam hal yang tidak diharamkan
Kegembiraan orang Mukmin terlihat diwajahnya, sedangkan kesedihannya tersimpan dihatinya. Dadanya paling lapang (sabar) dan merasa dirinya paling hina. Dia tidak menyukai kedudukan dan membenci reputasi. Panjang kesedihannya. Jauh pikirannya. Banyak diamnya. Sibuk waktunya. Banyak bersyukur dan bersabar. Tenggelam dalam pikirannya. Berpegang teguh pada kesetiakawanan. Mudah perangainya. Penurut. Dan jiwanya lebih keras daripada batu api, sementara dia lebih (merasa) hina daripada seorang budak.
C.     Konsepsi tentang Ketuhanan Yang Maha Esa (Tauhid).
Ilmu Tauhid adalah ilmu tentang Kemaha Esaan Tuhan (Osman Raliby). Menurut Osman Raliby ajaran Islam tentang Kemaha Esaan Tuhan sebagai berikut :
1.     Allah Maha Esa dalam Zat-Nya
Kemaha esaan Allah dalam zat-nya dapat di rumuskan dengan kata-kata bahwa zat allah tidak sama dan tidak dapat di bandingkan dengan apapun juga.
2.     Allah Maha Esa dalam Sifat-Sifatnya
Kemaha esaan Allah dalam sifat-sifatnya ini mempunyai arti bahwa sifat-sifat allah penuh kesempurnaan dan keutamaan, tidak ada yang menyamainya. Sifat-sifat allah yang ada di dalam al-qur’an ada 99 yang disebut juga dengan asmaul husna


 

 

 

C. Filsafat Ketuhanan dalam Islam dan Penjelasan Tentang Iman Secara Singkat

Definisi Tuhan adalah Sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.
Tuhan adalah pencipta alam semesta beserta seluruh isinya, Tuhan itu Maha Esa, Tiada Tuhan selain Allah SWT, Laa Ilaahaillallaah.
Dalam perkembangan Sejarahnya, Manusia mempunyai pemikiran tentang Tuhan. Dan pemikiran tersebut terbagi dua, yaitu  Agama yang bersifat primitif dan ada pula yang dianut oleh masyarakat yang telah meninggalkan fase keprimitifan.
Berikut penjelasannya :
1.     Agama primitif.
Berikut adalah paham-paham yang dipercaya dalam perkembangannya :
a.     Dinamisme, paham yang mempercayai bahwa roh-roh nenek moyang manusia mendiami suatu benda. Sehingga manusia-manusia menyembah benda-benda tersebut dengan maksud meminta pertolongan atau berdo'a kepada roh-roh nenek moyang.
b.     Animisme, paham yang mempercayai bahwa tiap benda (baik yang hidup dan yang tak hidup) memilik roh-rohnya tersendiri. Sehingga penganut paham ini menyembah-menyembah benda-benda yang demikian.
c.       Politeisme, adalah paham yang menganut banyak tuhan dalah hal ini adalah dewa. Mereka percaya bahwa di dunia ini diatur oleh banyak dewa-dewi, seperti dewi hujan, dewa petir, dewa bencana, dan sebagainya.
d.     Henoteisme, adalah paham menganut banyak tuhan juga namun diantara tuhan-tuhan tersebut terdapat tuhan yang paling mendominasi (pemimpin).
e.     Monoteisme, adalah paham yang menganut tuhan tunggal.
2.      Agama Dalam masyarakat maju agama yang dianut bukan lagi agama primitif tetapi, agama monoteisme dan agama tauhid.
a.       Monoteisme (Tuhan satu, Tuhan Maha Esa)
b.      Agama tauhid (adanya satu Tuhan yaitu Allah SWT

PENUTUP

A. Kesimpulan

Definisi Tuhan adalah Sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Tuhan adalah pencipta alam semesta beserta seluruh isinya, Tuhan itu Maha Esa, Tiada Tuhan selain Allah SWT, Laa Ilaahaillallaah.
Implementasi ketuhanan dan tuhan yang maha esa yakni dengan keimanan dan ketakwaan. Iman adalah membenarkan dengan hati (tashdiq bi qalb), menyatakan dengan lisan (iqrar bi lisan), dan membuktikan dengan perbuatan (amal bi arkan) terhadap kebenaran atau keyakinan tertentu. Pokok-pokok keyakinan islam terangkum pada rukun iman yang 6 yaitu keyakinan pada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Nabi dan Rasul Allah, Hari Kiamat, dan Takdir baik dan takdir buruk. Taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten (istiqomah).

B.  Saran


Setelah mempelajari ini diharapkan para mahasiswa mampu  memahami dan memaknainya dan dapat menambah keyakinan mereka akan ke-Esaan Allah SWT dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan mereka.

3 komentar:

  1. terimah kasih artikelnya izin copas ya kak

    BalasHapus
  2. terima kasih bapak, sangat bermanfaat untuk menambah ilmu saya

    BalasHapus
  3. tetimakasih, sangat bermanfaat.
    namun alangkah baiknya juga dicantumkan sumbernya

    BalasHapus