Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN
Disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam(PAI)

Dosen
Pembimbing :
Ibu
Kuswati
Disusun
oleh :
Abdurrohman Zaelani (10214066 )
Echa
Arkadini A ( )
Kartika Dwi Cahyanti (15214782)
KELAS
1EA05
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Tuhan Yang Maha Esa dan
Ketuhanan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai pemahaman keimanan dan ketaqwaan serta implikasi tauhid dalam
Islam.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR
ISI
Table of Contents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Konsep ketuhanan
telah dikenal manusia sejak dahulu kala.Hal ini tidak lepas dari hakikat
manusia itu sendiri yang sesungguhnya adalah seorang makhluk yang merupakan
ciptaan Tuhan.Manusia telah lama meyakini bahwa ada suatu kekuatan yang
mengatur segala hal di alam semesta ini mulai dari cuaca, bencana hingga
peredaran benda langit.
Namun
keterbatasan kemampuan berfikir serta adat istiadat menyebabkan pemahaman tiap
manusia tentang Tuhan berbeda-beda. Tak jarang banyak kaum manusia yang salah
menafsirkan apa itu Tuhan. Mereka ada yang menyamakan Tuhan dengan matahari,
pohon bahkan patung berhala yang sebenarnya mereka buat sendiri.
Padahal dalam
ilmu tauhid Islam kita mengetahui bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Allah SWT.
Karena itu perlu pemahaman mendalam tentang apa itu konsep/filsafat ketuhanan
yang benar sesuai syariat Islam sehingga kita mengetahui urgensinya hidup di
bawah naungan tauhid.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana Keimanan
dan Implikasi Tauhid dalam Islam?
2.
Bagaimana Ketaqwaan
dan Implikasinya dalam Kehidupan?
3.
Bagaimana
konsep ketuhanan dalam Islam?
1.3Tujuan
1.
Memahami
tentang konsep ketuhanan dalam Islam sehingga tidak jatuh pada kekufuran dan
kemusyrikan
2.
Memahami
pentingnya iman kepada Allah SWT serta implikasinya dalam hidup.
3.
Menambah
wawasan tentang ketauhidan sehingga
dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Iman
Secara etimologi,
kata iman berasal dari bahasa Arab: Aamana – yu’minu – iimaanan, yang berarti
percaya. Secara terminologi atau istilahya, iman adalah membenarkan dengan hati
(tashdiq bi qalb), menyatakan dengan lisan (iqrar bi lisan), dan membuktikan
dengan perbuatan (amal bi arkan) terhadap kebenaran atau keyakinan tertentu.
Dalam Al-Qur’an, kata iman sering dirangkai dengan kata-kata tertentu yang menjadi
corak atau sifat dari yang diimaninya itu, seperti dengan kata: jibti
(idealisme), thaghut (naturalisme), bathil, kafir, dll. Kata iman yang tidak dirangkai dengan sesuatu
berarti menunjukkan makna positif. Kata iman dalam Al-Qur’an juga disifati dengan
Asyaddu Hubban (sangat cinta), jadi orang beriman kepada Allah berarti orang
yang sangat cinta kepada Allah.
Pokok-pokok
keyakinan islam terangkum dalam istilah Rukun Iman.
A. Keyakinan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa
Beriman kepada Allah, berarti yakin dan percaya dengan sepenuh hati akan
adanya Allah, Keesaan Nya serta sifat-sifat Nya yang sempurna. Konsekuensi dari
pengakuan ini adalah mengikuti petunjuk, tuntutan,bimbingan Allah dan Rasul Nya
yang disebutkan dalam Al-Quran danAl-HadistNabi. Segala sesuatu mengenai Tuhan
disebut Ketuhanan. Konsepsi Ketuhanan yang Maha Esa disebut Tauhid. Ilmu yang
mempelajari tentang tauhid disebtu ilmu Tauhid (Ilmu Tentang Kemahaesaan Tuhan).
B. Keyakinan pada Malaikat-malaikat Allah
Beriman kepada Malaikat berarti yakin (percaya) adanya malaikat, diciptakan
untuk menyampaikan amanat Allah kepada manusia.
Tugas-tugas Malaikat antara lain :
1)
Menyampaikan wahyu Allah kepada
manusia
2)
Mengukuhkan hati orang beriman
3)
Memberi pertolongan kepada
manusia
4)
Membantu perkembangan rohani
manusia
5)
Mendorong manusia untuk berbuat
baik
6)
Mencatat perbuatan manusia
7)
Melaksanakan hukum Allah
Selain para Malaikat ada makhluk gaib lain ciptaan Allah, yang dimaksud
adalah syetan, syetan diciptakan dari api . Malaikat mendorong manusia untuk
kebaikan sedangkan syetan adalah menyesatkan manusia. Kalau ada gerak hati
untuk kejahatan itu tandanya bisikan syetan sebaliknya jika ingin berbuat baik
itu indikasi bahwa Malaikat berhasil menyampaikan bisikannya kepada manusia
bersangkutan. Gerak hati untuk melakukan perbuatan jahat atau gerak hati untuk
berbuat baik didalam diri seseorang ditimbang oleh akal. Akallah yang akan
memberikan keputusan. Keputusan akan menimbulkan kehendak (will) pada diri
manusia bersangkutan. Kehendak itu bebas (will itu free) memilih mana yang akan
dilakukan.Menurut ajaran Islam setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat
baik atau berbuat jahat. Kecenderungan berbuat baik dikembangkan oleh malaikat
dan kecenderungan berbuat jahat dimanfaatkan oleh syetan dengan berbagai tipu
daya.
C. Keyakinan pada kitab-kitab Allah
Kitab suci memuat wahyu Allah. Perkataan kitab yang berasal dari kata kerja
kataba (artinya ia telah menulis) memuat wahyu Allah. Perkataan wahyu berasal
dari bahasa Arab :
Al-wahyu bermakna suara, bisikan, isyarat, tulisan dan kitab.
Dalam pengertian umum wahyu adalah firman Allah yang disampaikan Malaikat Jibril kepada para Rasul Nya atau orang yang dipilih Nya untuk diteruskan kepada manusia guna dijadikan pegangan hidup.
Al-wahyu bermakna suara, bisikan, isyarat, tulisan dan kitab.
Dalam pengertian umum wahyu adalah firman Allah yang disampaikan Malaikat Jibril kepada para Rasul Nya atau orang yang dipilih Nya untuk diteruskan kepada manusia guna dijadikan pegangan hidup.
Al-Quran menyebut beberapa kitab suci misalnya :
1)
Zabur diturunkan kepada nabi Daud
2)
Taurat diturunkan kepada nabi Musa
3)
Injil diturunkan kepada nabi Isa
4)
Al-quran diturunkan kepada
Muhammad SAW
d.Keyakinan pada
Nabi dan Rasul Allah
Didalam Al-Quran disebut ada 25 rasul yang berkewajiban menyampaikan wahyu
yang diterimanya kepada manusia dan menunjukkan cara-cara pelaksanaannya dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Setelah sekian banyak Rasul yang diutus oleh
Allah. Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai nabi dan Rasul penutup atau
terakhir dan untuk umat manusia dengan alasan:
1) Para Rasul sebelum Muhammad hanya terbatas
untuk bangsanya/ kaumnya atau daerah tertentu saja.
2) Ajaran Rasul terdahulu terdahulu telah
banyak yang hilang (dihilangkan) oleh para pemuka
agama bersangkutan dan tidak lengkap lagi.
3) Ajaran para Rasul terdahulu bersifat
lokal, sementara dan belum menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia, jadi
perlu disempurnakan dengan ajaran yang universal berlaku untuk seluruh dunia dan
eternal yang bersifat abadi.
firman Allah dalam Al-Quran Qs. Al-Anbiya’:107 :
“Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.”
“Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.”
Nabi Muhammad adalah adalah rasul peneutup (Khatamin Nabiyyin). Sejarah
hidupnya dari awal hingga akhir jelas dan lengkap, terpelihara dari masa
kemasa, akhlaknya baik terlukiskan dengan kata-kata :
1) Shidiq(benar)
2) Amanah (dapat dipercaya)
3) Tabligh (menyampaikan)
4) Fathanah (cerdas)
Karena akhlaknya yang mulia,suri tauladan yang diberikannya dalam
mengamalkan ajaran Islam menjadi sumber nilai dan norma kedua sesudah wahyu.
E. Keyakinan pada Hari Kiamat
Menurut para ilmuwan alam, suatu sa’at alam ini akan berakhir dan segala
sesuatu tidak berjalan sebagaimana perputaran alam menurut ketentuan yang telah
ditetapkan. Alam ini akan berputar mengarah pada kerusakan dan kehancuran
secara pasti.
Diantara dalil yang paling argumentatif bahwa hari akhir itu hanya Allah yg mengetahui adalah karena tak seorangpun mendahuluinya membahas kerusakan alam dengan satu gambaran sebagaimana agama-agama klasik yang juga tidak membahasnya. Dan Allah tidak menginformasikan tentang hari kiamat kepada para malaikat-Nya yang dekat dan tidak pula kepada Nabi-nabi – Nya.
Hari kiamat dimulai dengan rusaknya alam ini. Setiap manusia yang hidup di alam ini akan mati dan bumi akan diganti, bukan bumi dan langit yang sekarang ini.
Diantara dalil yang paling argumentatif bahwa hari akhir itu hanya Allah yg mengetahui adalah karena tak seorangpun mendahuluinya membahas kerusakan alam dengan satu gambaran sebagaimana agama-agama klasik yang juga tidak membahasnya. Dan Allah tidak menginformasikan tentang hari kiamat kepada para malaikat-Nya yang dekat dan tidak pula kepada Nabi-nabi – Nya.
Hari kiamat dimulai dengan rusaknya alam ini. Setiap manusia yang hidup di alam ini akan mati dan bumi akan diganti, bukan bumi dan langit yang sekarang ini.
F. Keyakinan
pada Qadha dan Qadar Allah
Allah yang Meyakini Qadha dan Qadhar Menurut Al-Qur’an Qadha berarti :
1)
Hukum ( An-Nisa’: 65 )
2)
Perintah ( Al-Isra’ : 23 )
3)
Memberitakan (Al-Isra : 4 )
4)
Menghendaki ( Ali Imran : 47 )
5)
Menjadikan ( Fushilat : 12 )
Qadhar dalam Al-Quran ialah : Suatu peraturan umum yang telah diciptakan
Allah untuk menjadi dasar alam ini, dimana terdapat hubungan sebab dan akibat.
Telah menjadi sunnatullah yang abadi dimana manusia juga terikat pada
sunnatullah itu. Firman Allah SWT :
“ Sesungguhnya Kami telah menjadikan segala sesuatu menurut qadar (aturan).”(Al-Qamar: 49)
“ Sesungguhnya Kami telah menjadikan segala sesuatu menurut qadar (aturan).”(Al-Qamar: 49)
“Adalah segala utusan Allah itu menurut qadar yang telah ditentukan.”
(Al-Ahzab: 38).
“ Allah telah menciptakan segala sesuatu,lalu Dia tentukan takdirnya (ketentuannya).”(Al-Furqan: 2).
Oleh karena itu iman kepada takdir memberikan arti dimana kita wajib
mempercayai bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini, dalam kehidupan dan
diri manusia, adalah menurut hukum, berdasarkan suatu undang-undang universal
atau kepastian umum atau taqdir. Orang yang beriman kepada qada dan qadar akan
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Memiliki sifat khouf (takut) kepada Allah
2) Memiliki sifat raja’ (harap) kepada Allah
3) Beribadah dengan sebaik-baiknya
4) Selalu mengevakuasi dirinya
5) Selalu berpikir dengan sungguh-sungguh
terhadap pekerjaan yang dilakukannya
6) Mempersiapkan bekal untuk akhirat
Hubungan antara qada dan qadar. Qada adalah ketetapan atau ketentuan Allah
SWT sejak zaman azali (zaman dahulu) atas segala yang akan terjadi pada makhluk-Nya.
Ini berarti, sebelum kita terlahir kedunia ini, Allah telah menetapkan berbagai
ketentuan bagi diri kita. Hidup, mati, jodoh, dan rezeki kita sudah ditentukan
oleh Allah sebelum kita lahir. Setelah kita lahir pun, kita tidak mengetahui
ketentuan-ketentuan tersebut. Qadar adalah ketetapan atau ketentuan Allah swt.
Takdir Allah ada dua macam, yaitu takdir mubram dan takdir mualak. Takdir
mubram adalah ketentuan Allah swt yang pasti terjadi dan tidak dapat diubah
oleh siapapun dengan usaha apapun. Ketentuan tersebut adalah seperti waktu dan
tempat meninggalnya seseorang, waktu terjadinya hari kiamat, adanya laki-laki
dan perempuan, dan lain-lain. Takdir mualak adalah ketentuan Allah swt yang
mungkin dapat diubah dengan jalan berikhtiar, berdoa dan bertawakal. Contoh
dari takdir ini adalah jika kita ingin badan kita sehat dan segar, kita haru
berusaha memelihara kebersihan dan kesehatan badan kita. Jika kita ingin
pintar, kita harus berusaha rajin belajar. Beriman kepada takdir itu tidak
berarti menyerah begitu saja tanpa berikhtiar dan berusaha. Qada tidak boleh
dijadikan sebab untuk melakukan kejahatan dan kemaksiatan.
2. Pengertian Taqwa
Taqwa berasal dari
kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara dan
melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat diartikan
sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam
secara utuh dan konsisten (istiqomah). Kata takwa (التَّقْوَى) dalam etimologi
bahasa Arab berasal dari kata kerja (وَقَى) yang memiliki pengertian menutupi,
menjaga, berhati-hati dan berlindung. Oleh karena itu imam Al Ashfahani
menyatakan: Takwa adalah menjadikan jiwa berada dalam perlindungan dari sesuatu
yang ditakuti, kemudian rasa takut juga dinamakan takwa. Sehingga takwa dalam
istilah syar’I adalah menjaga diri dari perbuatan dosa. Takwa adalah amalan
hati dan letaknya di kalbu. “Demikianlah (perintah ALLAH). Dan barang siapa
mengagungkan syiar – syiar ALLAH maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan
hati. (QS 22:32).
Keimanan dan
ketakwaan seorang muslim adalah kunci agar mendapatkan ridho dan barokah dari
Allah SWT. Iman Islam dalam diri seorang muslim harus dibarengi dengan takwa.
Bila seorang muslim percaya dengan keberadaan Allah, maka tentunya ia takut
kepada Allah. Itulah yang dinamakan takwa.
A. Korelasi Keimanan dan Ketaqwaan
Keimanan pada
keesaan Allah (tauhid) meliputi dua aspek, yaitu tauhid teoritis dan tauhid
praktis.
1.
Tauhid teoritis, adalah pengakuan tentang keesaan zat, sifat, dan perbuatan tuhan,
sehingga berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran
manusia tentang konsep tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang
ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya wujud mutlak yang menjadi sumber dari
semua wujud.
2.
Tauhid praktis (tauhid ibadah), adalah terapan atau tindak lanjut dari tauhid
teoritis yang berupa amal perbuatan atau ibadah manusia.
Perpaduan antara
tauhid teoritis dan praktis merupakan bentuk keimanan yang sempurna. Sedangkan
taqwa merupakan perasaan takut dan mengagungkan kepada Allah dengan cara
melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi semua larangaNya. Dengan
demikian korelasi antara keimanan dan ketaqwaan adalah sangat erat. Taqwa
merupakan bukti atau perwujudan dari orang yang memiliki kesempurnaan iman.
Sementara iman merupakan dasar dan
semangat yang melandasi ketaqwaan.
Surat Al-Anfal ayat
ke 2 - 3
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ
وَإِذَتُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ
يَتَوَكَّلُونَ (٢)
Artinya
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman *[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah
*[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah
iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
*[594] Maksudnya:
orang yang sempurna imannya.
*[595] Dimaksud
dengan disebut nama Allah Ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan
memuliakannya.
الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ
وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُون(٣)
Artinya
(yaitu) orang-orang
yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami
berikan kepada mereka.
Al-Mujadalah ayat
10
إِنَّمَا النَّجْوَى مِنَ
الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيْسبِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلا
بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ َ
ا لْمُؤْمِنُونَ (١٠)
Artinya
Sesungguhnya pembicaraan rahasia
itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita,
sedang pembicaraan itu Tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali
dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman
bertawakkal.
At-Taghabun
ayat 13
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَعَلَى اللَّهِ
فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (١٣)
Artinya
(Dia-lah) Allah tidak ada Tuhan
selain Dia. dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah saja.
Al-Mukminun ayat 1-7
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (١)َالَّذِينَ هُمْ فِي
صَلاتِهِمْ
الَّذِينَ
هُمْ فِي صَلاتِهِمْخَاشِعُون (۲)َ
وَالَّذِينَ
هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (٣)
وَالَّذِينَ
هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ(٤)
وَالَّذِينَ
هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ(٥)
إِلا عَلَى
أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (٦)
فَمَنِ
ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ(٧)
Artinya:
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam
sembahyangnya,
3. Dan
orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada
berguna,
4. Dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak
yang mereka miliki *[994]; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada
terceIa.
7.
Barangsiapa mencari yang di balik itu *[995] Maka mereka Itulah
orang-orang yang melampaui batas.
*[994] Maksudnya: budak-budak belian yang didapat dalam peperangan dengan
orang kafir, bukan budak belian yang didapat di luar peperangan. dalam
peperangan dengan orang-orang kafir itu, wanita-wanita yang ditawan biasanya
dibagi-bagikan kepada kaum muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan
kebiasan ini bukanlah suatu yang diwajibkan. imam boleh melarang kebiasaan ini.
Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan
bersama-samanya.
*[995] Maksudnya: zina, homoseksual, dan sebagainya.
Al-Anfal ayat 74
وَالَّذِينَ
آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا
وَنَصَرُوا أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ
كَرِيمٌ (٧٤)
Artinya:
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah,
dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada
orang-orang muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman.
mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.
An-Nur ayat ke 62
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِذَا كَانُوا مَعَهُ
عَلَى أَمْرٍ جَامِعٍ لَمْ يَذْهَبُوا حَتَّى يَسْتَأْذِنُوهُ إِنَّ الَّذِينَ
يَسْتَأْذِنُونَكَ أُولَئِكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ فَإِذَا اسْتَأْذَنُوكَ لِبَعْضِ
شَأْنِهِمْ فَأْذَنْ لِمَنْ شِئْتَ مِنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمُ اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٦٢)
Artinya
Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah
dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan
(Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang
meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka Itulah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya, Maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu
keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan
mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Keimanan dan Ketaqwaan dalam Islam menurut Imam 'Ali bin Abi Tholib k.w.Iman
mempunyai 4 Pilar, yaitu:
Sabar, Yakin, Keadilan, Jihad.
1. Sabar mempunyai 4 Cabang, yaitu:
a. Rindu (Syauq), maka barang siapa yang
rindu pada Surga, dia akan melupakan segala godaan hawa nafsu.
b. Takut (Syafaq), barangsiapa yang takut
akan Neraka, dia akan meninggalkan segala yang diharamkan.
c. Zuhud, barangsiapa yang zuhud di
dunia, dia akan menganggap ringan segala musibah.
d. Antisipasi (Taroqqub), barangsiapa
yang mengantisipasi kematian, dia akan bergegas melakukan amal-amal kebajikan.
2. Yakin mempunyai 4 Cabang, yaitu:
a. Memandang segala sesuatu dengan ketajaman
pikiran, maka barangsiapa yang memandang segala sesuatu dengan ketajaman
pikiran, akan jelas baginya hikmah.
b. Menafsirkan dengan hikmah, barangsiapa
yang jelas baginya hikmah, dia akan mengenal pelajaran.
c. Menjadikan pelajaran sebagai nasihat,
dan barangsiapa yang telah mengenal pelajaran, seakan-akan dia termasuk
orang-orang terdahulu.
d. Sunnah orang-orang terdahulu
3. Keadilan mempunyai 4 Cabang, yaitu:
a. Menyelami Pemahaman, barangsiapa yang
paham, dia akan mengetahui kedalaman ilmu
b. Mendalami Ilmu, barangsiapa yang telah
mengetahui kedalaman ilmu, akan keluar darinya syariat-syariat hukum
c. Mengetahui Intisari Hukum
d. Kukuh Dalam Kesabaran, dan barangsiapa
yang bersabar, dia tidak akan melampaui batas dalam semua urusannya dan akan
hidup di tengah-tengah masyarakat sebagai orang terpuji.
4. Jihad mempunyai 4 Cabang, yaitu:
a. Mengajak Kepada Kebaikan, barangsiapa
yang mengajak kepada kebaikan, dia telah membantu orang-orang Mukmin
b. Mencegah Kemungkaran, barangsiapa yang
mencegah kemungkaran, dia telah merendahkan orang-orang kafir
c. Lurus Dalam Setiap Keadaan,
barangsiapa yang lurus dalam setiap keadaannya, semua kebutuhannya akan
terpenuhi.
d. Membenci Orang-orang Fasik,
barangsiapa yang membenci orang-orang fasik dan marah karena Alloh, maka Alloh
akan marah karena marahnya, dan Dia akan menjadikannya ridho pada hari kiamat.
B. Keimanan dan Ketaqwaan
dalam Islam
Seorang Mukmin mempunyai 3 waktu, yaitu:
1.
Waktu dia bermunajat kepada Tuhan-nya
2.
Waktu mencari penghidupannya (bekerja), dan
3.
Waktu Dia menikmati kesenangan dirinya (dalam hal-hal yang dihalalkan)
Orang yang Bijak hanya merasa
mantap pada 3 keadaan, yaitu:
1.
Memperbaiki penghidupannya, atau
2.
Melangkah dalam urusan akhirat, atau
3.
Menikmati kesenangan dalam hal yang tidak diharamkan
Kegembiraan orang Mukmin terlihat
diwajahnya, sedangkan kesedihannya tersimpan dihatinya. Dadanya paling lapang
(sabar) dan merasa dirinya paling hina. Dia tidak menyukai kedudukan dan
membenci reputasi. Panjang kesedihannya. Jauh pikirannya. Banyak diamnya. Sibuk
waktunya. Banyak bersyukur dan bersabar. Tenggelam dalam pikirannya. Berpegang
teguh pada kesetiakawanan. Mudah perangainya. Penurut. Dan jiwanya lebih keras
daripada batu api, sementara dia lebih (merasa) hina daripada seorang budak.
C. Konsepsi tentang
Ketuhanan Yang Maha Esa (Tauhid).
Ilmu Tauhid adalah ilmu tentang Kemaha Esaan Tuhan (Osman Raliby). Menurut
Osman Raliby ajaran Islam tentang Kemaha Esaan Tuhan sebagai berikut :
1. Allah Maha Esa dalam
Zat-Nya
Kemaha esaan Allah dalam zat-nya dapat di rumuskan dengan kata-kata bahwa
zat allah tidak sama dan tidak dapat di bandingkan dengan apapun juga.
2. Allah Maha Esa dalam
Sifat-Sifatnya
Kemaha esaan Allah dalam sifat-sifatnya ini mempunyai arti bahwa
sifat-sifat allah penuh kesempurnaan dan keutamaan, tidak ada yang menyamainya.
Sifat-sifat allah yang ada di dalam al-qur’an ada 99 yang disebut juga dengan
asmaul husna
C. Filsafat Ketuhanan dalam Islam dan Penjelasan
Tentang Iman Secara Singkat
Definisi Tuhan adalah Sesuatu yang dipentingkan oleh
manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.
Tuhan adalah pencipta alam semesta beserta seluruh isinya, Tuhan itu Maha Esa, Tiada Tuhan selain Allah SWT, Laa Ilaahaillallaah.
Dalam perkembangan Sejarahnya, Manusia mempunyai pemikiran tentang Tuhan. Dan pemikiran tersebut terbagi dua, yaitu Agama yang bersifat primitif dan ada pula yang dianut oleh masyarakat yang telah meninggalkan fase keprimitifan. Berikut penjelasannya :
Tuhan adalah pencipta alam semesta beserta seluruh isinya, Tuhan itu Maha Esa, Tiada Tuhan selain Allah SWT, Laa Ilaahaillallaah.
Dalam perkembangan Sejarahnya, Manusia mempunyai pemikiran tentang Tuhan. Dan pemikiran tersebut terbagi dua, yaitu Agama yang bersifat primitif dan ada pula yang dianut oleh masyarakat yang telah meninggalkan fase keprimitifan. Berikut penjelasannya :
1.
Agama primitif.
Berikut adalah paham-paham yang dipercaya dalam perkembangannya :
a.
Dinamisme, paham yang mempercayai
bahwa roh-roh nenek moyang manusia mendiami suatu benda. Sehingga
manusia-manusia menyembah benda-benda tersebut dengan maksud meminta
pertolongan atau berdo'a kepada roh-roh nenek moyang.
b.
Animisme, paham yang mempercayai
bahwa tiap benda (baik yang hidup dan yang tak hidup) memilik roh-rohnya
tersendiri. Sehingga penganut paham ini menyembah-menyembah benda-benda yang
demikian.
c.
Politeisme, adalah paham yang menganut banyak
tuhan dalah hal ini adalah dewa. Mereka percaya bahwa di dunia ini diatur oleh
banyak dewa-dewi, seperti dewi hujan, dewa petir, dewa bencana, dan sebagainya.
d.
Henoteisme, adalah paham menganut
banyak tuhan juga namun diantara tuhan-tuhan tersebut terdapat tuhan yang
paling mendominasi (pemimpin).
e.
Monoteisme, adalah paham yang
menganut tuhan tunggal.
2. Agama Dalam masyarakat maju agama yang dianut bukan lagi agama primitif tetapi,
agama monoteisme dan agama tauhid.
a. Monoteisme (Tuhan satu, Tuhan Maha Esa)
b. Agama tauhid (adanya satu Tuhan yaitu Allah SWT
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi Tuhan adalah Sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sedemikian
rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Tuhan adalah
pencipta alam semesta beserta seluruh isinya, Tuhan itu Maha Esa, Tiada Tuhan
selain Allah SWT, Laa Ilaahaillallaah.
Implementasi ketuhanan dan tuhan yang maha esa yakni dengan keimanan dan
ketakwaan. Iman adalah membenarkan dengan hati (tashdiq bi qalb),
menyatakan dengan lisan (iqrar bi lisan), dan membuktikan dengan perbuatan
(amal bi arkan) terhadap kebenaran atau keyakinan tertentu. Pokok-pokok
keyakinan islam terangkum pada rukun iman yang 6 yaitu keyakinan pada Allah,
Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Nabi dan Rasul Allah, Hari Kiamat, dan
Takdir baik dan takdir buruk. Taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan
yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten
(istiqomah).
B. Saran
Setelah mempelajari ini diharapkan para mahasiswa mampu memahami dan memaknainya dan dapat menambah
keyakinan mereka akan ke-Esaan Allah SWT dengan meningkatkan keimanan dan
ketakwaan mereka.
terimah kasih artikelnya izin copas ya kak
BalasHapusterima kasih bapak, sangat bermanfaat untuk menambah ilmu saya
BalasHapustetimakasih, sangat bermanfaat.
BalasHapusnamun alangkah baiknya juga dicantumkan sumbernya