PENGARUH KOMUNIKASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA BISNIS PADA PT. BANK
RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. CABANG ISKANDAR MUDA MEDAN
Triana Dewi Pakpahan
Alumni Fakultas Sumatera utara
Departemen Manajemen
Dosen Pembimbing
LucyAnna
Dosen Pembaca
Friska Sipayung
Latar Belakang
Komunikasi
merupakan dasar bagi tindakan dan kerja sama untuk sebuah pencapaian. Komunikasi
bagimanusia tidak dapat dipungkuri,begitu juga halnya bagi suatu organisasi
atau perusahaan. Perusahaan dituntut untuk selalu melakukan perbaikan dan penyesuaian
terhadap mutu pelayanan dari jasa yang ditawarkan, sehingga apa yang menjadi
harapan dan kebutuhan para pelanggan dapat terpenuhi. Dalam kinerja bisnis,
perusahaan pasti menghadapi persaingan yang ketat, baik dalamfaktor pelayanan,
ketepatan waktu dan keamanan. Hal-hal tersebut merupakan beberapa faktor
penentu keberhasilan. Persaingan antar perusahaan yang begitu ketat menyebabkan
perusahaan harus mempertahankan kualitas produk dan jasanya guna memenangkan
persaingan tersebut.
Salah
satu sumber yang terpenting dalam perusahaan terkait dalam kinerja bisnis
adalah sumber daya manusia yaitu para karyawan tim marketing yang memiliki
kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang ditekuni dalam
menjalankan kinerja bisnis. Sumber daya manusia sangat punya peranan penting
dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dengan kinerja karyawan marketing yang
tinggi akan dapat member sumbangan yang sangat berarti bagi kinerja dan kemajuan
perusahaan, terutama dalam kaitannya berhubungan langsung dengan para
pelanggan, untuk itulah para karyawan marketing harus mampu sebagai penyambung
antara bisnis yang dilakukan perusahaan dengan pasar. Pentingnya komunikasi
bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi.
Dengan adanya kamunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan
berhasil. Tapi sebaliknya, kurangnya atau bahkan tidak adanya komunikasi akan
menghambat kinerja organisasi. Di dalam suatu perusahaan, atasan dan bawahan penting
untuk menjalin hubungan emosional yang dapat dilakuakan dengan memperkuat komunikasi
dan pemberian motivasi. Hal ini menjadi sangat penting mengingat melalui komunikasi
dari pimpinan kepada karyawan marketing diharapkan dapat memperoleh pengetahuan,
pengertian-pengertian dan kebijakan-kebijakan pimpinan yang berkaitan erat dengan
pencapaian program, serta mampumelaksanakannya, lebih jauh lagi dapat untuk menjaga
konsistensi dan kontiniutas pelaksanaan dan pencapaian target bisnis.
Dengan
adanya kamunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan
berhasil. Tapi sebaliknya, kurangnya atau bahkan tidak adanya komunikasi akan
menghambat kinerja organisasi. Disamping berkaitan erat kemampuan komunikasi pimpinan
Perusahaan juga tak kalah pentingnya ialah kemampuan memotivasi karyawan marketing
agar dengan kecakapan (ability) yang mereka miliki untuk terus bekerja dengan
semangat yang tinggi sehingga mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan perusahaan.
“Komunikasi organisasi adalah suatu proses komunikasi yang menggunakan media
yaitu bahasa atau simbol-simbol yang biasa digunakan untuk mentransfer pesan-pesan
dari pemberi pesan ke penerima pesan melalui proses komunikasi agar diperoleh
suatu hasil yang sangat berarti bagi suatu organisasi.” (Purwanto, 2003:20).
Sedangkan Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara
prilaku manusia. Motivasi merupakan subyek yang penting bagi seorang manajer, karena
menurut definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain.
Berdasarkan
data yang ada di bulan Januari sampai April berarti ada kepercayaan lebih yang diberikan
nasabah kepada Bank Rakyat Indonesia (BRI) dibanding dengan bulan berikutnya,
dan ini sangat berkaitan dengan pelayanan terbaik yang juga ditingatkan para
karyawan kepada nasabah. Sehubungan dengan pelayanan tersebut, hubungan komunikasi
dengan nasabah harus diperhatikan karena hal ini berpengaruh pada pencapaian
target dalam kinerja bisnis.
METODE
PENELITIAN
2.1.
Jenis Penelitian
Jenis
penelitian adalah penelitian survei. Penelitian survei menurut (Arikunto, 2007
: 236) merupakan suatu jenis penelitian yang banyak dilakukan oleh penulis
dalam bidang sosiologi, bisnis, politik, pemerintahan dan pendidikan. Penulis menggunakan
penelitian survei karena informasi yang diteliti dapat diperoleh dengan teknik wawancara
dan penulis juga memberikan kuesioner kepada karyawan PT. BRI (Persero) Tbk,
Cabang Iskandar Muda Medan.
2.2.
Batasan Operasional
Batasan
operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis
permasalahan. Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
A.
Variabel bebas (X):
X1
: Komunikasi
X2
: Motivasi
B.
Variabel terikat (Y):
Kinerja
bisnis pada PT. BRI (Persero) Tbk, Cabang Iskandar Muda Medan.
2.3.
Defenisi Operasional Variabel
Guna
membantu untuk lebih mengarahkan penelitian ini sesuai objek sasaran yang
diharapkan maka dirasakan perlu untuk memberikan pengertian-pengertian tentang
konsep variabel sebagai berikut :
1.
Variabel Bebas X1 ( Komunikasi ) adalah :
Proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk merubah
pengetahuan, sikap dan prilaku penerima pesan (komunikan).
2.
Variabel Bebas X2 ( Motivasi) adalah :
Suatu
keadaan fisikologi yang muncul akibat adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan.
3.
Variabel Terikat Y ( Kinerja bisnis) adalah
Hasil
kerja yang dapat dicapai oleh karyawan atau sekelompok karyawan dalam suatu organisasi,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing- masing, dalam upaya mencapai
tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral dan etika.
2.4
Skala Pengukuran Variabel
“Pengukuran
masing-masing variabel dalam penelitian adalah dengan menggunakan skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau kelompok orang tentang fenomena sosial atau item-item instrumen yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan” (Sugiyono, 2005:86).
Tabel
2.1
Instrumen
Skala Likert
No Keterangan Skor
|
1 Sangat Setuju (SS) 5
|
2 Setuju (S) 4
|
3 Kurang Setuju (KS) 3
|
4 Tidak Setuju (TS) 2
|
5 Sangat Tidak Setuju
|
(STS)1
|
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1
Populasi
“Populasi
dan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan” (Sugiyono, 2005 : 55). Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh karyawan PT. BRI (Persero) Tbk, Cabang Iskandar Muda Medan
yang berjumlah 50 (lima puluh) orang karyawan.
3.3.2
Sampel
Prosedur
penarikan sampel menggunakan metode sensus artinya seluruh populasi yang ada digunakan
sebagai sampel penelitian. Hal ini dilakukan bila jumlah relatif kecil
(sugiyono). Jadi sampel dalam penelitian adalah 50 (lima puluh) orang karyawan
PT. BRI (Persero) Tbk, Cabang Iskandar Muda Medan.
2.6.Teknik
Analisis Data
Agar
kegiatan penelitian dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan apa yang
diharapkan penulis, maka diperlukan data yang bersifat obyektif dan data harus
relevan dengan judul yang diajukan penulis karena data ini sangat penting.
Sumber data yang diperoleh dari bagian Pemasaran pada PT. BRI (Persero) Tbk,
Cabang Iskandar Muda Medan. Jenis Data “Data adalah hasil pencatatan penulis,
baik yang berupa fakta ataupun angka. Data adalah segala fakta dan angka yang
dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi adalah
hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan” (Marzuki, 2005:55).
Adapun jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian yaitu:
1.
Data Primer
Data
primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, melalui kuisioner dan
wawancara pada PT. BRI (Persero) Tbk, Cabang Iskandar Muda Medan.
2.
Data Sekunder
Data
sekunder adalah data yang diusahakan sendiri pengumpulannya oleh penulis atau
data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Adapun sumber datanya berupa
tabel, gambar, buku data. Data sekunder yang diperoleh penulis dalam penelitian
ini adalah mengenai sejarah PT. BRI (Persero) Tbk, Cabang Iskandar Muda Medan.
2.6.1.
Metode Analisis Deskriptif
Metode
deskriptif, yaitu cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga
gambaran yang jelas mengenai pengumpulan, menyusun, mengklarifikasikan,
menganalisis dan menginterprestasikan data secara objektif, sehingga memberikan
informasi dan gambaran umum mengenai objek yang diteliti.
2.6.2.
Uji Asumsi Klasik
Sebelum
melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian
terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik. Dalam asumsi klasik terdapat
beberapa pengujian yang harus dilakukan, yakni Uji Multikolonieritas, Uji Autokorelasi,
Uji Heterosdastisitas, dan Uji Normalitas.
1.
Uji Normalitas
Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa
uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Metode kuantitatif yang tidak
menggunakan perhitungan statistik (non uji statistik) dan terbatas pada perhitungan
persentase saja, akan tetapi dengan menggunakan pemikiran logis untuk menggambarkan,
menjelaskan dan menguraikan secara mendalam dan sistematis tentang keadaan yang
sebenar-benarnya baru kemudian ditarik kesimpulan sehingga diperoleh suatu
pemecahan masalah.
2.
Uji Multikolinieritas
Uji
multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Jika ditemukan adanya multikolinieritas,
maka koefisien regresi variabel tidak tentu dan kesalahan menjadi tidak terhingga.
Salah satu metode untuk mendiagnosa adanya multicollinearity adalah dengan menganalisis
nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai
VIF tinggi, karena VIF = 1/Tolerance. Nilai Cut Off yang dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance kurang dari 0,1 atau sama
dengan nilai VIF lebih dari 10.
3.
Uji Heteroskedastisitas
Tujuan
dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi
yang baik adalah yang homoskesdastisitas, yakni variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain bersifat tetap.
2.6.3.
Analisis Regresi Linear Berganda
Teknik
analisis yang dipakai dalam menguji hipotesis ini adalah dengan menggunakan
analisis regresi berganda. Dalam penelitian ini perhitungan statistik menggunakan
(perkalian dua atau lebih variabel independen) yaitu : Model Analisis Regresi Berganda
dengan persamaan sebagai berikut.
Y
= a + b1 X1+ b2 X2+ e
dimana
:
Y
= Kinerja Bisnis
a
= Konstanta
X1
= Komunikasi
X2
= Motivasi
B
= slope
e
= Error
2.6.4.
Pengujian Hipotesis
1.
Uji f (Uji Simultan) Pengujian pengaruh variabel independen secara bersama-sama
(simultan) terhadap perubahan nilai variabel dependen, dilakukan melalui
pengujian terhadap besarnya perubahan nilai variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh perubahan nilai semua variabel independen, untuk itu perlu
dilakukan uji F. Uji F atau ANOVA dilakukan dengan membandingkan tingkat
signifikasi yang ditetapkan untuk penelitian dengan probability value dari
hasil penelitian.
2.
Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Pengujian
ini digunakan untuk menentukan apakah dua sampel tidak berhubungan, memiliki rata-rata
yang berbeda. Uji t dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara nilai
dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel.
3.
Koefisien Determinasi ( R2 )
Multikolnieritas
terjadi apabila nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak
yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Sumber: http://www.contoh-jurnal.com/kumpulan-jurnal-komunikasi-bisnis-2010-pdf-download/
3.HASIL
DAN PEMBAHASAN
2.4
Analisis Deskriptif
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan (kuisioner).
Jumlah pernyataan seluruhnya 45 butir pernyatan, dimana komunikasi sebanyak 15
butir pernyataan, motivasi sebanyak 15 butir pernyataan dan kinerja bisnis sebanyak
15 butir pernyataan. Kuisioner ini disebarkan kepada lima puluh orang (50)
orang karyawan.
2.5
Uji Asumsi Klasik
1.
Uji Normalitas
Sumber:
Hasil Pengolahan SPSS Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel kinerja berdistribusi
normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.
2.Uji
Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan kurva scatterplot nilai
residual variabel dependen. Pengambilan kesimpulan diketahui dari
memperlihatkan sebaran plot data. Penulis menggunakan pendekatan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu: Pendekatan Grafik
(Grafik Scatterplot) Dasar analisis adalah jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar baik di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Sumber
: Hasil pengolahan SPSS (Juni, 2012)
a.
Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel
3.1
Analisis
Regresi Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients
Stan
dard
ized
Coef
ficie
nts
t Sig.
B
Std.
Error
Beta B
Std.
Erro
r
1
(Constant) 17,979 9,557 1,881 ,066
Komunika
si
,160 ,166 ,132 ,959 ,342
Motivasi
,533 ,148 ,496 3,598 ,001
Sumber:
Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan
hasil pengolahan data seperti terlihat pada tabel 3.1 kolom Unstandardized Coeffisien
bagian B diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Y
= 17,979 + 0,160X1 + 0,533X2 + e
Berdasarkan
persamaan tersebut dapat digambarkan
sebagai
berikut:
a.
Konstanta (a) = 17,979 ini mempunyai arti bahwa variabel komunikasi dan
motivasi dianggap konstan maka Kinerja bisnis (Y)
sebesar
17,979.
b.
Koefisien X1 (b1) = 0,160 variabel komunikasi terhadap kinerja bisnis dengan koefisien
regresi sebesar 0,160. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan
variabel komunikasi sebesar 1 satuan, maka kinerja bisnis PT. Bank Rakyat
Indonesia Cabang Iskandar Muda akan meningkat sebesar 0,160.
c.
Koefisien X2 (b1) = 0,533 variabel motivasi terhadap kinerja bisnis dengan koefisien
regresi sebesar 0,533. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan
variabel motivasi sebesar 1 satuan, maka kinerja bisnis PT. Bank Rakyat
Indonesia Cabang Iskandar Muda akan meningkat sebesar 0,533.
b.Uji
Signifikan Simultan (Uji-F)
Nilai
Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 16,0 for windows,
kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat α = 5% dengan
kriteria sebagai
berikut
:
Ho
diterima bila Fhitung ≤ Ftabel pada α =
5%.
Ho
ditolak bila Fhitung > Ftabel pada α
=5%
Tabel
3.2
ANOVA(b
Model
Sum
of
Squares
Df
Mean
Square
F Sig.
1
Regres
sion
614,879 2 307,439 11,556 ,000(a)
Residu
al
1250,401 47 26,604
Total
1865,280 49
a
Predictors: (Constant), Motivasi, Komunikasi
b
Dependent Variable: Kinerja
Sumber
: Hasil pengolahan SPSS (Juni, 2012)
Berdasarkan
Tabel 3.2 dapat disimpulkan hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F pada
tabel diatas memperlihatkan nilai F-hitung sebesar 11,556 dengan Sig adalah
0.000. Dengan mencari pada Tabel F, dengan dfl=2 dan df2=47, diperoleh nilai
F-tabel. Dengan kondisi dimana Fhitung lebih besar daripada Ftabel (11,556 >
3.20) dengan nilai Sig 0,000 yang berarti lebih kecil dari alpha (0.000 <
0.05), maka kesimpulan dapat diambil adalah menolak H0 yang berarti pengaruh motivasi
dan komunikasi secara serempak adalah signifikan terhadap kinerja bisnis pada
PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda.
c.
Uji Signifikan Simultan (Uji-t)
Uji
t dilakukan untuk menguji secara parsial variabel bebas yang terdiri dari
variabel komunikasi (X1) motivasi (X2)pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
bisnis PT Bank Rakyat Indonesia
Cabang
Iskandar Muda (Y). Model hipotesis yang akan digunakan adalah sebagai
berikut:
H0
: b1 = b2 = 0,
artinya
variabel bebas yang terdiri dari variabel komunikasi (X1 motivasi (X2)tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja bisnis PT Bank Rakyat Indonesia
Cabang Iskandar Muda Medan sebagai variabel terikat (Y).
Ha
: b1 ≠ b2 ≠ 0,
artinya
variabel bebas secara parsial variabel komunikasi (X1) motivasi (X2) pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja bisnis PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar
Muda Medan sebagai variabel terikat (Y).
Kriteria
pengambilan keputusan:
H0
diterima jika thitung< ttabel pada α = 5%
H0
ditolak jika thitung> ttabel pada α = 5%
Tabel
3.3
Hasil
Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Model
Unstandardize
d
Coefficients
Stan
dard
ized
Coef
ficie
nts
t Sig.
B
Std.
Error
Beta B
Std.
Erro
r
1
(Constant
)
17,979
9,557 1,881 ,066
Komunik
asi
,160 ,166 ,132 ,959 ,342
Motivasi
,533 ,148 ,496 3,598 ,001
Sumber:
Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan
Tabel 3.3 terlihat bahwa:
1. Variabel
komunikasi berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap kinerja
bisnis hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,342) di atas (lebih besar dari)
5%, dan nilai thitung(0.959)< t tabel (2,009) artinya walaupun ditingkatkan variabel
komunikasi sebesar satu satuan maka kinerja karyawan (Y) tidak akan meningkat sebesar
0,160 satuan.
2.
2.
Variabel motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
bisnis hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,001) di atas (lebih besar
dari) 5%, dan nilai thitung (3,598)> ttabel (2,009) artinya apabila
ditingkatkan variabel motivasi sebesar satu satuan maka kinerja karyawan (Y)
akan meningkat sebesar 0,533 satuan.
3.
Berdasarkan hasil output uji t maka rumus
persamaan
regresinya adalah :
Y
= a + b1X1 + b2X2 + e
Y
= 17.979 + 0,160X1 + 0,533X2 + e
d.
Uji Koefisien determinasi (R2)
Tabel
3.4
Koefisien
Determinasi
Model
R
R
Squ
are
Adjusted
R
Square
Std.
Error
of
the
Estimate
1
,574(a) ,330 ,301 5,15793
Sumber:
Hasil Pengolahan SPSSmBerdasarkan hasil pengujian koefisienmdeterminan pada
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa:
1.
R = 0,574 berarti hubungan (relation) antara
komunikasi
dan motivasi terhadap kinerja
bisnis
sebesar 57,4% yang berarti memiliki
hubunganya
cukup erat. Semakin besar R
berarti
hubungan semakin erat.
2.
Adjusted R Square sebesar 0,301 berarti
30,1%
faktor-faktor kinerja karyawan dapat
dijelaskan
oleh komunikasi dan motivasi.
Sedangkan
sisanya 60,9% dapat dijelaskan
leh
faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh
penelitian
ini
Sumber: http://www.contoh-jurnal.com/kumpulan-jurnal-komunikasi-bisnis-2010-pdf-download/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar